Hati-hati, Pajak Plastik Bisa Memperlambat Pertumbuhan Ekonomi

admin

Jakarta Penghapusan tarif plastik hanya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan membebani industri yang sedang berkembang. Oleh karena itu, pemerintah harus berhati-hati dalam menerapkan tarif plastik tersebut.

Ahmed Heri Ferdous, peneliti Institute for Economics, Finance and Development (INDEV), mengatakan studi yang dilakukan INDEV menunjukkan bahwa penarikan pajak produk plastik akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi turun hingga 6 persen. Tapi karena kebijakan ini hanya mendapat 5,9%, bukan 6%.

Perhitungan Indev menunjukkan bahwa jika kemasan plastik dikenakan pajak, dampaknya tidak hanya terhadap industri kemasan plastik atau industri sejenis, namun juga industri terkait yang menggunakannya, dan justru menjadikannya lebih bernilai. Misalnya saja pengguna kemasan plastik untuk barang konsumsi fast moving akan terkena dampak ekonomi karena kemasan plastik merupakan salah satu input produksi pangan dan kebutuhan rumah tangga.

“Nah, sebagai pengusaha atau produsen, jika harga input naik, diasumsikan konsumen akan merespon dengan melakukan penyesuaian konsumsinya, meskipun kenaikan harga input tersebut diteruskan ke konsumen, yang pada akhirnya direspon oleh industri primer. “.

Ia melanjutkan, ketika harga barang konsumsi fast moving, baik input produksi maupun bahan penolong naik, maka mereka akan meresponnya dengan menyesuaikan jumlah produksinya, jumlah pekerja yang dipekerjakan, dan keuntungan penjualannya. .

Dia menambahkan, “Jadi, ketika dampak-dampak ini terakumulasi, maka akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi,” dan menambahkan, “Nilainya kecil, namun masih memiliki arti penting bagi industri pada tingkat mikroskopis.” Pemerintah diuntungkan dengan mengenakan pajak atas produksi wadah plastik. Saya yakin pada awalnya tidak akan terlalu besar, mungkin satu atau dua triliun. “Tetapi kerugian dan dampak ekonominya akan lebih besar dari apa yang diterima pemerintah.” “Dia menambahkan .

Sebelumnya, Rene Yanetta, Direktur Diversifikasi Usaha Kecil dan Menengah dan Otoritas Industri (IKMA) Kementerian Perindustrian, mengatakan penghapusan tarif plastik hanya akan berdampak negatif pada pertumbuhan atau keuntungan industri dalam negeri.

Industri ini mencakup usaha kecil dan menengah dengan pangsa 99,7% dan industri makanan dan minuman dengan sekitar 1,68 juta usaha. Ia khawatir pencabutan tarif plastik justru akan mengganggu sisi permintaan dan berujung pada penurunan yang pasti.

“Jika permintaan menurun, maka permintaan yang ada pasti akan diisi oleh produk impor yang lebih murah. Ini juga menjadi permasalahan yang perlu kita selesaikan, karena permintaan masih ada, namun konsumen pasti akan cenderung memilih harga yang lebih murah. ” “ harganya murah,” ujarnya. Pasalnya, tidak ada pajak atas wadah plastik.

Terkait plastik, Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi melihat hal ini dari perspektif lingkungan. “Salah jika kita menganggap kemasan plastik sebagai sampah, karena masih bisa diolah kembali dan dijadikan bahan baku,” ujarnya.

Pengenaan cukai pada kemasan plastik tentunya akan menyesuaikan harga yang ditanggung konsumen, kata Rennie. Ia menambahkan, jika terjadi penyesuaian harga, pasti permintaan akan menyesuaikan pula. “Kami khawatir dalam kondisi seperti ini, industri dalam negeri yang sudah berkembang akan terhambat,” tambahnya.

Dampaknya, kata Rennie, adalah adanya kemauan untuk mengoreksi pemanfaatan industri nasional ke tingkat yang lebih rendah. Kemudian karena penggunaan yang rendah, daya saing menurun.

“Ini akan diisi melalui kuota impor,” katanya, “Impor tidak hanya terbatas pada produk jadi yang kita produksi, seperti makanan dan minuman kemasan, tetapi juga akan diisi dengan produk impor dan bahan baku.”

“Kewajiban kita adalah bagaimana menumbuhkan kembali industri ini setelah dua tahun terpuruk, namun kini mulai bergerak lagi dan ada pembicaraan mengenai hal itu,” imbuhnya. “Bisa dibayangkan betapa sulitnya menghidupkan kembali. . Industri kami mulai berkembang karena penarikan… Gambar plastik ini.

Tags

Related Post

Leave a Comment